Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM rasanya bukan menjadi fenomena yang aneh di negeri ini, Indonesia. Sejak zaman era bapak Soeharto hingga kini pak SBY, sudah terjadi beberapa kenaikan harga BBM karena memang harga minyak dunia yang semakin tinggi. Yang tidak pernah berubah adalah setiap kali kenaikan harga BBM selalu saja disertai Aksi dari sejumlah mahasiswa ataupun kalangan lain. Aksi yang mengatas namakan rakyat tetapi tanpa menganalisis permasalahan yang terjadi serta mencari solusinya. Yang dilakukan hanya menuntut dan menuntut.




Per tanggal 22 Oktober 2013 pemerintahan SBY menaikan harga BBM (premium) menjadi 6.500/liter yang asalnya 4.500/liter. Padahal sebelumnya pemerintahan SBY juga pernah menurunkan harga BBM sebanyak 2 kali.

Dan disinilah salah satu letak kesalahan pemerintahan SBY, MENURUNKAN HARGA BBM.  Kita semua tahu dampak dari kenaikan harga BBM akan diikuti oleh kenaikan harga barang lainnya terutama sembako. dan disisi lainnya ketika harga BBM turun apakah semua harga ikut turun? TIDAK! Harga tetap stabil.

Ntah karena memang mengejar pencitraan atau bagaimana, SBY mengumumkan dengan bangga tentang penurunan harga BBM ini. Beliau anggap ini sebuah prestasi. Padahal kita tahu saat itu harga minyak dunia memang sedang sangat turun karena terjadinya krisis ekonomi global yang melanda beberapa negara maju.

Berdasarkan hal itulah kekisruhan hari ini terjadi. Ketika harga minyak dunia kembali naik, pemerintah terpaksa kembali menaikan harga BBM dengan alasan untuk mengurangi jumlah subsidi yang katanya pada saat ini untuk premium saja jika tanpa subsidi mencapai 10.000/liter. Kondisi ini akan membebani APBN kita. Sementara subsidi itu sendiri katanya lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah keatas, bukan sebaliknya.




Padahal jika memang alasannya itu, strategi pemerintah tentang pembatasan penggunaan BBM bersubsidi jika pelaksaannya diperketat akan jauh lebih efektif ketimbang dengan menaikan harga.

Solusi dari pemerintah sendiri dengan kondisi ini, mereka mencanangkan program BLSM. Dengan memberikan sejumlah uang tunai sebesar 150.000/bulan. Apakah ini solusi? Sepertinya lebih terkesan sebagai uang suap untuk rakyat miskin. Toh dinilai dari nominal pun cukup untuk apa ditengah harga yang melambung saat ini?

Kini harga BBM sudah resmi naik. Harga sembako dan barang-barang lainnya yang melambung, kini semakin melambung. Bukan hanya kalangan bawah saja yang dicekik, golongan menengah pun kini merasakan cekikan itu.

Dari saya pribadi sebetulnya lebih setuju solusi lain. Tapi saya sendiri belum memperhitungkan secara mendalam mengenai solusi ini. Hanya saja terkesan solusi ini baik. Yaitu dengan menaikan CUKAI ROKOK. Cukai rokok di Indonesia masih sangat murah. Padahal pajak rokok adalah sumbangan terbesar kas Negara. Dengan sangat murah saja sudah seperti itu, apalagi kalau dinaikan. 

Selain itu juga akan menghindari banyaknya konsumsi rokok di Indonesia sehingga lebih baik. Karena harga rokok saat ini mungkin untuk anak SD sekali pun bisa membelinya. Jadi jangan heran banyak anak-anak yang sudah mulai merokok sejak dini. Selain harganyanya yang murah, contoh dari orang dewasanya juga yang kurang baik.


by: Satria Baja Hitam

0 komentar:

Copyright © 2012 bloggeRS.